Archive for June, 2012

Sesuatu yang Sempat Terlupa

created in 07/01/2012

Sesuatu yang Sempat Terlupa

Berawal dari dering hape yang beringtone suasana pedesaan berbunyi, saya lihat sepintas  ada sms dengan no baru tanpa nama. Sms tersebut menanyakan kabar saya dan istri apakah sudah dikaruniai momongan belum. Ya mungkin nampak biasa saja untuk orang lain, namun sedikit membuat saya berpikir sejenak atau bahkan beberapa jenak untuk memberikan jawaban. Angan  saya akhirnya menerawang pada bulan Januari 2 tahun silam, saat dimana saya memutuskan untuk mengakhiri hidup sebagai lelaki dan menjelma menjadi suami pada usia yang masih dibilang belia, dan itulah status yang saya sandang sampai ini tulisan ini buat. Dari status saya sebagai suami ini mungkin dalam pikiran orang-orang pada umumnya maksimal dalam waktu 2 tahun (saya sendiri ga tau siapa yang mengharuskan) sudah menjelma lagi menjadi ayah, namun mungkin status tersebut belum akan saya dapatkan dalam waktu dekat ini.  Jujur sih, dalam hati yang terdalam saya memang bersyukur dengan keterlambatan ini, walau kadang muncul juga rasa rindu dan rasa iri jika melihat teman-teman ataupun orang lain bermain-main dengan anaknya yang masih kecil, sedang lucu-lucunya  biasa orang-orang menyebut. Rasa bersyukur itu terjadi bukan tanpa alasan, di usia pernikahan kami yang hampir 2 tahun ini saya belum bisa menetap untuk mendampingi istri drumah setiap hari, belum lagi status dia yang sebagai wanita karir (halah,bilang aja staff administrasi..:D) jadi saya masih khawatir, jika akhirnya Tuhan menitipkan anugrahNya kepada kami, kami sendiri yang tidak bisa maksimal untuk mengurusnya.  Saya akan malu sekali jika hanya bisa sekedar bikin anak namun tak sanggup menguruskan dengan baik, karena jika hanya membuat saja mungkin tak perlu menikah akan jadi..hehehe. Dari prinsip itulah makanya masih muncul keraguan di hati saya untuk memiliki momongan. Tapi yang namanya manusia bersosial ya, mau tak mau akan berhadapan dengan orang-orang dengan banyak tipe, ada tipe ramah, tipe cuek bahkan tipe selalu ingin tahu. Tipe terakhir itulah yang mungkin membuat orang-orang seperti kami ini feel guilty ato merasa serba salah, mau dijawab apa adanya jd panjang urusan, dijawab singkat masih dikejar, didiemin dikiranya ga menghargai, betul tidak ? Dengan begitu pada akhirnya saya harus pinter-pinter mengolah kata-kata yang tidak pernah membosan dan enak didengar untuk mengubah kalimat-kalimat yang intinya belum pengen punya momongan itu. Dalam hati saya selalu percaya bahwa yakin bahwa Tuhan itu selalu adil dan selalu tepat dalam memberikan anugrah kepada mahluk yang begitu disayangiNya seperti kita-kita ini.  Jadi buat para pasangan-pasangan muda maupun yang sudah tidak muda lagi, tidak usah risau maupun malu jika mendapat serbuan pertanyaan-pertanyaan seputar momongan, jawab aja dengan rileks dan penuh keyakinan, toh kita punya anak ato belum ga akan ngefek kemereka, jangan pernah dimasukkan kedalam hati apalagi sampai bikin stress karena kalo sampai itu terjadi kita sendiri yang akan rugi. Menjadi orang tua itu gampang, namun menjadi ayah maupun ibu yang berkualitas itu adalah pilihan, lebih baik terlambat memilliki anak yang diidam-idamkan semua orang daripada mempunyai anak yang tidak diinginkan dan menjadi korban atas kesalahan yang tidak mereka perbuat.